Review Hyundai Ioniq 6: Nggak Cocok Buat Penumpang!
Artikel review kali ini akan membahas impresi mengendarai mobil listrik Hyundai Ioniq 6 dari Jakarta ke Semarang, Jawa Tengah.
Sebelumnya kami mendapatkan kesempatan melakukan test drive review Hyundai Ioniq 6 lewat Electric Vehicle Media Drive Experience pada pekan lalu.
Di sini kami diberikan kesempatan untuk mengendarai Ioniq 5 dan Ioniq 6 dari Jakarta menuju ke Pulau Bali.
Pada perjalanan yang kami lakukan dari Senin (2/10/2023) hingga Jumat (6/10/2023), kami mendapat kesempatan mencicipi Ioniq 6 di hari pertama.
Seperti apa impresi berkendaranya?
Posisi Duduk Belakang Melelahkan!
Sebagai gambaran, perjalanan selama 5 hari ini kami mulai dari Hyundai SCBD, Jakarta Selatan.
Di dalam 1 mobil yang kami gunakan terdiri dari 4 jurnalis dari media yang berbeda-beda.
Rute di hari pertama diharuskan menuju Semarang yang berakhir di Hotel Padma Semarang, tapi sebelumnya mampir dulu di pabrik HMMI Cikarang, Jawa Barat.
Salah satu rekan kami pun ingin mencoba menyetir terlebih dahulu, sisanya segera duduk di belakang untuk mencoba menjadi penumpang.
Sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju pabrik HMMI Cikarang, ternyata kami menilai duduk di belakang adalah sebuah kesalahan.
Rasanya di luar ekspektasi kami yang membayangkan betapa nikmatnya duduk di belakang menjadi bos-bos yang disupiri.
Belum ada setengah perjalanan ke pabrik, bagian punggung dan pinggang sudah terasa sangat pegal sekali.
Apalagi jok baris kedua ini tak bisa diatur reclining-nya seperti Ioniq 5, ditambah bahan busanya menurut kami terasa lebih keras dari Ioniq 5.
Kami sudah mencoba berbagai posisi duduk agar membuat badan tidak terasa cepat pegal dan lelah.
Tapi apa daya, kami tak bisa melakukan apapun untuk memperbaiki keadaan dan harus dengan pasrah menerima sedikit penderitaan ini.
Sebagai gambaran, postur tubuh tim Carmudi sekitar 172 cm dengan berat 79 kg. Ketika bagian bokong menempel pada ujung jok, kepala akan sedikit menempel plafon.
Desain Ioniq 6 yang bagian belakangnya menurun membuat ruang kepala penumpang belakang menjadi sempit.
Bagian bawah jok juga terbilang pendek dan tak mampu menyangga paha dengan sempurna.
Menurut kami bagian yang membuat pegal adalah sandaran punggung yang lekukannya dibuat agak dalam sehingga punggung terpaksa membungkuk.
Hal inilah yang menurut pengamatan kami menjadi penyebab rasa sakit di punggung dan pinggang cepat terasa.
Usai menjadi penumpang sekitar 2 jam lebih, akhirnya kami pun tiba di pabrik HMMI dan segera memutuskan untuk menjadi pengemudi.
Review Rasa Suspensi Hyundai Ioniq 6: Kaku!
Usai melakukan factory visit, kami meneruskan perjalanan via Tol Cipali, namun diharuskan singgah terlebih dulu di rest area KM130A.
Dari pabrik menuju rest area KM130A Cipali, giliran kami yang mengendarai mobil buatan Korea Selatan ini.
Rasanya sangat berbeda jauh ketika menjadi penumpang di belakang dan pengemudi yang bisa mengontrol segalanya dari depan.
Karakter suspensi dari mobil ini benar-benar stiff atau kaku, mirip beberapa mobil sport Eropa yang pernah kami cicip beberapa tahun lalu.
Hyundai Ioniq 6 dengan mudah mampu diajak bermanuver, tapi harus menjadi catatan jika setirnya terasa cukup direct. Butuh penyesuaian sebelum melakukan manuver.
Setir baru dibelokkan sedikit, mobil sudah segera berbelok. Sehingga untuk bisa berbelok dengan halus bisa dilakukan dengan gerakan setir yang minim.
Pengaturan jok sudah memakai elektrik dan di bagian setir juga sudah disematkan beragam tombol untuk memudahkan pengemudi.
Tenaga Buas!
Tiba di rest area KM130A Cipali, kami diharuskan mengisi daya baterai di SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW.
Dalam waktu 33 menit, baterai sudah terisi penuh 100% dari sebelumnya di angka 59% dengan biaya Rp90 ribuan saja. Lanjut gaspol lagi.
Sejak meninggalkan jejak di rest area ini, kami mencoba melakukan eksplorasi performa dari mobil ini.
Hasilnya ternyata di luar dugaan kami. Mobil ini punya performa yang cukup buas, terutama di mode Sport.
Oh iya, Hyundai Ioniq 6 dibekali dengan mode berkendara yang terdiri dari Eco, Normal, dan Sport.
Setiap mode memberikan efek yang berbeda-beda, bahkan berpengaruh besar pada stir ketika dikendarai.
Di mode Eco, setir akan terasa sangat ringan dan memudahkan untuk berpindah jalur saat di tol.
Mode Normal, setirnya akan terasa lebih berat seakan mengikuti kebutuhan tenaga lebih besar yang dikeluarkan.
Pada mode Sport, setirnya terasa cukup berat dan jambakan tenaga yang dihasilkan langsung bisa dirasakan instan.
Bahkan saat memindahkan dari mode Eco ke Normal dan dari Normal ke Sport lonjakan tenaganya benar-benar signifikan.
Kami merasa sedikit ‘terjambak’ ketika memindahkan dari mode Normal ke Sport. Respons motor listrik juga jauh lebih instan.
P x L x T | 4.855 mm x 1.880 mm x 1.495 mm |
Wheelbase | 2.950 mm |
Tipe Motor | Permanent Magnet Synchronous (Depan dan Belakang) |
Tenaga Maksimum | 239 kW / setara 320 hp |
Torsi Maksimum | 605 Nm |
Tipe Baterai | Liquid cooled Lithium-ion |
Kapasitas Baterai | 77,4 kWh |
Tipe transmisi | Single speed reduction gear |
Waktu Pengecasan Standar 10—100 Persen |
|
Sistem Penggerak Roda | All Wheel Drive (AWD) |
Estimasi Jarak Tempuh Maksimal | 519 km |
Kecepatan Maksimum | 185 km/jam |
Akselerasi 0—100 | 5,1 detik |
80—120 km | 3,3 detik |
Ukuran Roda | 245/40 R20 lebar 8,5 inci |
Mobil berpenggerak AWD ini di atas kertas mampu memuntahkan tenaga hingga 239 kW atau setara 320 hp pada mesin bensin.
Torsinya pun juga sangat besar, di angka 605 Nm yang dengan mudah memompa adrenalin pemiliknya dalam waktu singkat.
Kami sempat mencoba jika Ioniq 6 mampu dipacu hingga kecepatan maksimum di angka 192 km/jam ketika kendaraan di depan maupun belakang sangat jauh.
Angka 192 km/jam ini dirasa sudah mentok, dan tidak mau menambah kecepatan lagi meskipun pedal gas diinjak dalam-dalam.
Menurut kami hal ini berkat adanya limiter demi memberikan keamanan bagi para pemilik agar tidak memacu kendaraannya terlalu kencang.
Setelahnya kami kembali berjalan konstan menggunakan mode Normal dan Eco lantaran di mode Sport cukup menguras kapasitas baterai.
Catatan performa ini tentunya melewati klaim brosur. Pada brosur dikatakan jika mobil ini memiliki kecepatan maksimum 185 km/jam.
Konsumsi Baterai Hyundai Ioniq 6
Usai melakukan perjalanan yang cukup membosankan membelah Tol Cipali, kami pun istirahat sejenak di rest area KM379.
Di sini kami melakukan regrouping dengan mobil lain sebelum mengakhiri perjalanan di Padma Semarang.
Dari rest area KM130A baterai penuh 100%, saat tiba di rest area KM379 terpantau baterai masih tersisa sekitar 33%.
Menurut klaim pabrikan, mobil ini bisa melaju hingga 519 km dari posisi baterai 100%.
Tapi ternyata realitanya ketika baterai di posisi 100%, MID memperkirakan jika jarak tempuh ke depan berkisar di 480-an km saja. Silakan menilai sendiri, ya.
Sekitar pukul 21:00 WIB, kami pun tiba di Hotel Padma Semarang untuk beristirahat sebelum keesokan harinya melanjutkan perjalanan menuju Surabaya, Jawa Timur dan berakhir di Bali.
Pada hari berikutnya, kami memutuskan untuk memilih Hyundai Ioniq 5 lantaran terasa jauh lebih nyaman saat duduk di depan maupun belakang.
Kesimpulan Review Hyundai Ioniq 6
Usai menjadi penumpang dan mengendarai Hyundai Ioniq 6 dari SCBD Jakarta menuju Semarang dengan jarak 460 km akhirnya bisa kami tarik kesimpulan review.
Mobil yang dijual dengan harga Rp1,197 miliar OTR Jakarta ini rasanya memang lebih cocok dikemudikan sendiri.
Kesenangan berkendara yang dihasilkan bisa dirasakan secara langsung di balik setir, terutama Anda yang gemar melakukan perjalanan jauh.
Saat dihadapkan dengan trek lurus dengan kontur jalan bergelombang seperti Tol Cipali, mobil ini membuat badan terasa lebih cepat pegal dan lelah.
Berbeda jauh dengan Ioniq 5 yang mampu memberikan kenyamanan lebih baik dari segi suspensi.
Ioniq 6 sejatinya memang dirancang untuk bisa mumpuni melaju di atas jalan aspal, bukan jalan bergelombang.
Performa buas, setir yang terasa direct, dan suspensi yang kaku secara tidak langsung sudah merefleksikan hal tersebut.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
The post Review Hyundai Ioniq 6: Nggak Cocok Buat Penumpang! first appeared on Carmudi Indonesia.