Jenis Baterai Mobil Listrik, Simak Bedanya Lithium Ion dan LFP
Tidak semuanya sama, ternyata ada beberapa jenis baterai yang digunakan pada produk-produk mobil listrik.
Calon konsumen sebaiknya mengetahui beragam jenis baterai tersebut agar lebih paham mobil yang akan dibeli atau justru sudah dimilikinya.
Perbincangan mengenai baterai mobil listrik itu sendiri merupakan topik yang lagi hangat di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Apalagi setelah turut diperbincangkan dalam perdebatan menyambut pemilihan presiden 2024.
Terlepas dari hal tersebut, baterai memiliki peran yang sangat penting pada kendaraan elektrifikasi.
Baik yang berjenis Hybrid Electric Vehicle (BEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), terlebih lagi Battery Electric Vehicle (BEV).
Baca juga: Ini yang Terjadi Ketika Baterai Mobil Listrik BYD Seal Sampai Habis
Apa Itu Baterai Mobil Listrik?
Baterai memiliki fungsi untuk menyimpan energi listrik yang dibutuhkan oleh kendaran agar dapat melaju.
Jadi keberadaannya bukan hanya bisa ditemui pada BEV yang sepenuhnya tergantung pada listrik, tapi juga mobil BEV dan PHEV walau kapasitasnya lebih kecil.
Perlu ditekankan bahwa baterai yang dimaksud dalam ulasan ini bukanlah aki yang juga kerap disebut baterai.
Namun, baterai yang memiliki ukuran dan kekuatan jauh lebih besar.
Umumnya para pabrikan otomotif menempatkan baterai tersebut di lantai kendaraan.
Baterai ini memiliki ukuran yang begitu besar terutama pada mobil BEV.
Oleh karena itu umumnya para produsen otomotif merancang platform khusus untuk mobil listrik mereka.
Salah satu tujuannya ialah menyiasati penempatan baterai agar lebih hemat tempat.
Adapun baterai mobil listrik itu sendiri terdiri dari rangkaian modul-modul yang ukurannya lebih kecil.
Hal ini akan memudahkan perbaikan jika suatu saat baterai sudah mengalami penurunan performa.
Teknisi bisa melakukan pengecekan modul mana yang rusak lalu menangani modul itu saja, tidak perlu mengganti satu baterai secara keseluruhan.
Jenis Baterai Mobil Listrik
Selanjutnya Carmudi akan membahas jenis-jenis baterai yang bisa ditemui pada mobil listrik dengan mengacu pada sebuah artikel yang diterbitkan situs web bernama Which Car.
Artikel tersebut memberikan penjelasan yang baik mengenai jenis-jenis baterai, keunggulan dan kekurangannya, serta contoh mobil-mobil yang menggunakan baterainya.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa secara garis besar ada dua jenis baterai mobil yang sering digunakan mobil listrik, yaitu lithium ion dan Lithium Ferrous Phosphate (LFP).
Baterai Lithium Ion
Baterai lithium-ion adalah jenis yang dapat dibilang paling banyak digunakan pada mobil listrik atau elektrifikasi saat ini.
Di dalam kategori ini setidaknya ada dua jenis varian yang terdiri dari Nickel Manganese Cobalt (NMC) dan Nickel Cobalt Aluminium (NCA).
Nickel Manganese Cobalt (NMC)
Menurut artikel yang Carmudi temui, baterai NMC banyak digunakan oleh pabrikan mobil listrik karena menawarkan kepadatan energi yang lebih tinggi.
Itu artinya baterai ini bisa membawa mobil melaju lebih jauh dengan dimensi fisik baterai yang relatif lebih kecil.
Kelemahan baterai NMC antara lain memiliki stabilitas termal yang kurang baik.
Hal ini berhubungan dengan suhu temperatur baterai yang gampang panas bahkan disebut-sebut apinya sulit dipadamkan jika sampai terbakar.
Kelemahan lainnya ialah baterai NMC memiliki usia pakai yang relatif lebih pendek dengan estimasi 1.000—2.000 siklus pengecasan.
Baterai ini juga menggunakan bahan-bahan yang kurang ramah lingkungan, sepersi lithium, cobalt, nickel, dan manganese.
Beberapa model kendaraan yang dilengkapi baterai NMC di antaranya Tesla Model Y, Tesla Model 3, Polestar 2, Volvo EX30, dan BMW iX3.
Nickel Cobalt Aluminium (NCA)
Dikatakan bahwa baterai NCA menggantikan bahan manganese dengan aluminium dan menggunakan cobalt yang lebih sedikit.
Dengan begitu baterai ini diharapkan dapat lebih ramah lingkungan.
Namun, secara garis besar NCA masih memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan NMC.
Disebutkan sejauh ini belum banyak pabrikan otomotif yang menggunakan NCA pada produk mobil listriknya.
Di samping itu, tidak semua pabrikan juga terbuka sepenuhnya mengenai jenis baterai yang digunakan oleh produknya.
Kebanyakan hanya menyebutkan bahwa mobil listrik mereka menggunakan baterai “lithium ion”.
Menurut Which Car, mobil listrik yang menggunakan baterai NCA di antaranya Audi Q8 E-Tron, Tesla Model 3 (sebelum 2021), Tesla Model S, dan Tesla Model X.
Baterai Lithium Ferrous Phosphate
Selanjutnya mari simak jenis baterai kedua yang juga banyak digunakan oleh mobil listrik, yaitu Lithium Ferrous Phosphate (LFP).
Secara garis besar baterai LFP dikatakan mampu menawarkan harga yang lebih murah sehingga pada akhirnya juga dapat menekan harga mobil listrik itu sendiri.
Beberapa keunggulan baterai LFP menurut sumber yang Carmudi temui, antara lain memiliki siklus pengecasan lebih banyak, biaya produksi lebih murah, dan tingkat lebih rendah dari thermal runaway risk.
Sedangkan untuk kekurangannya antara lain memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, sensitif terhadap perubahan suhu, dan masih tergantung juga pada lithium.
Hadirnya baterai LFP disebut-sebut mampu mengatasi masalah pada baterai lithium ion terkait usia pakai dan aspek keselamatan.
Baterai LFP dikatakan memiliki siklus pengecasan hingga 3.000—5.000 sebelum akhirnya mengalami penurunan kemampuan dalam menyimpan energi listrik.
Pengecasan hingga penuh 100 persen tidak memiliki pengaruh pada kesehatan baterai LFP.
Hal ini memungkinkan pemilik mobil untuk dapat memaksimalkan jarak tempuh kendaraannya setiap kali melakukan pengecasan.
Bahkan pengecasan sampai penuh 100 persen secara rutin justru direkomendasikan untuk baterai LFP guna melakukan kalibrasi sel-sel di dalamnya.
Dikatakan bahwa baterai LFP juga lebih aman dari masalah korsleting atau tabrakan parah karena memiliki risiko thermal runaway yang lebih rendah dibandingkan lithium ion.
Adapun contoh mobil yang menggunakan baterai LFP di antaranya BYD Dolphin, BYD Seal, BYD Atto 3, MG 4, GMW Ora, Tesla Model 3 (RWD), dan Tesla Model Y (RWD).
Kesimpulan Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik
Demikian ulasan tentang jenis-jenis baterai listrik yang saat ini banyak digunakan pada mobil listrik.
Pada intinya ada dua jenis baterai yang banyak digunakan, yaitu lithium ion dan Lithium Ferrous Phosphate (LFP).
Khusus baterai lithium ion masih terbagi dua lagi, yaitu NMC dan NCA.
Selain itu sebenarnya masih ada beberapa jenis baterai untuk mobil listrik, tapi penggunaannya boleh dibilang kurang umum.
Misalnya, Sealed Lead Acid (SLA) yang kerap digunakan sebelum lithium ion.
Kemudian juga ada yang dinamakan Nickel Metal Hydride (NiMH), sodium ion, dan solid state.
Baca juga: Harga Baterai Hyundai Ioniq 5 Capai Rp400 Jutaan, Siap Ganti?
Selanjutnya mari simak beberapa pertanyaan yang beredar di internet tentang topik serupa.
Ngecas Baterai Mobil Listrik Berapa Lama?
Sebagai contoh, mobil listrik Neta V bisa dicas menggunakan DC charging selama 30 menit untuk mengisi baterai dari level 30 persen hingga 80 persen.
Sedangkan jika menggunakan AC charging butuh waktu sekitar delapan jam untuk pengecasan dari kosong hingga 100 persen.
Berapa Harga Baterai Mobil Listrik?
Harga baterai mobil listrik memang tidak bisa dikatakan murah karena bisa mencapai ratusan juta.
Contohnya harga baterai mobil listrik Hyundai Ioniq 5 yang dilaporkan tembus angka Rp300 jutaan.
Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
The post Jenis Baterai Mobil Listrik, Simak Bedanya Lithium Ion dan LFP first appeared on Carmudi Indonesia.