Angka Penjualan MobilBeritagaikindoLPEM FEB UINewsRepost #carmudi

Peneliti LPEM UI Sebut Industri Otomotif Indonesia Mengalami Resesi

Jakarta – Industri otomotif di Indonesia tengah mengalami resesi, lantaran total penjualan kendaraan roda empat maupun lebih terus turun sejak 2023. Ironisnya, tahun ini berlaku opsen pajak di beberapa daerah.

Jika melihat dua tahun ke belakang, pada 2023 total penjualan kendaraan roda empat maupun lebih secara wholesales berada di angka 1.005.802 unit. Angka tersebut turun dari torehan di 2022 yang mencapai 1.048.040 unit. Sementara di tahun berikutnya atau 2024 turun amat drastis ke angka 865.732 unit.

Baca Juga: Pajak Mobil di Indonesia Kebanyakan, Beda dengan Malaysia

Booth Chery di GJAW 2024 Foto: Santo/Carmudi)

Menurut Riyanto, Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI) penurunan angka penjualan yang terjadi dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut, bisa dikategorikan sebagai resesi.

“Penjualan bangkit usai pandemi Covid-19 pada 2021. Waktu itu ada insentif PPnBM untuk mobil 1.500 cc ke bawah. Akhirnya penjualan bisa recovery tetapi setelah itu turun,” terang Riyanto belum lama ini dalam acara diskusi terbatas bertajuk “Menakar Efektivitas Insentif Otomotif” di gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta.

“Kalau dilihat dari definisi resesi ekonomi itu, dua triwulan berturut-turut pertumbuhan ekonominya turun, itu resesi. Jadi industri otomotif itu bukan hanya dua triwulan, tapi sudah dua tahun turun penjualannya, itu namanya resesi. Jadi industri otomotif itu sebenarnya mengalami resesi,” sambung dia.

Lantas dirinya pun mengilustrasikan kalau kondisi industri otomotif di Indonesia saat ini sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Industri Otomotif Resesi

Booth BYD di GIIAS 2024 (Foto: Santo/Carmudi)

“2022 adalah puncak penjualan, setelah itu turun lagi, ditambah lagi penerapan opsen pajak di beberapa daerah. Bukannya diberikan pertolongan tapi tertimpa tangga,” tuturnya.

Bahkan dirinya pun memprediksi kalau penjualan kendaraan roda empat maupun lebih di tahun ini tidak akan sampai menyentuh angka 800 unit, seperti pencapaian di tahun lalu. Hal ini mengacu pada angka penjualan Januari-April 2025 yang secara total belum melampaui perolehan tahun lalu di periode yang sama.

“Kira-kira akhir tahun ini turun 11 persen dari 2024. Mungkin di angka 700an unit,” terang Riyanto.

Insentif jadi Penolong

Untuk membuat penjualan pulih, Riyanto berharap pemerintah kembali mengucurkan insentif seperti yang pernah dilakukan pada masa pandemi Covid-19 sekitar 2021 silam.

Baca Juga: Insentif yang Diberikan Pemerintah Memacu Masyarakat Melakukan Pembelian Mobil

Industri Otomotif Resesi

Booth Toyota menampilkan mobil konsep (Foto: Santo/Carmudi)

“Pengalaman insentif 2021 kajian kami dengan Gaikindo, kendaraan yang mendapat insentif PPnBM kami lihat penjualannya langsung naik, kalau yang enggak dapat insentif penjualan cenderung turun,” jelas dia.

“Jadi insentif di tengah jatuh tertimpa tangga itu menjadi bukti sesaat, tapi itu menjadi trigger untuk mendorong pasar lagi,” pungkasnya.

Penulis: Santo Sirait

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker