Ahli Sebut Silikat pada Rangka eSAF Seharusnya Tak Terlihat
Jakarta — Beberapa waktu lalu pihak Honda merilis klarifikasi dengan mengatakan bahwa silikat yang ada di rangka eSAF pada motor buatan mereka bukanlah karat.
Hal ini tentu menjadi perdebatan yang tak henti-henti di media sosial terutama akun Instagram @welovehonda_id.
Warganet pun bahkan menilai kualitas pengerjaan rangka dari PT Astra Honda Motor (AHM) ini sangat buruk.
Kami pun mencoba mencari jawaban apakah silikat yang dinilai karat di rangka eSAF Honda ini seharusnya terlihat atau tidak.
Syoni Soepriyanto selaku Guru Besar Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan silikat pada rangka eSAF ini seharusnya tidak terlihat.
“Tapi mungkin sebagian dari silikon itu teroksidasi oleh udara. Jadi ada udara di sekitar pengelasan, gak bisa dihindari itu. Masuk ke situ silikonnya kena oksidasi udara, terus ada unsur-unsur yang lain membentuk senyawa silikat,” ujar Syoni kepada kami.
Ia pun kemudian mempertanyakan, siapa di pihak Honda yang pertama kali mengatakan lapisan tersebut adalah silikat.
Menurutnya silikat ini sejatinya bisa dilakukan analisa lebih lanjut menggunakan sinar X-Ray.
“Saya juga nggak tahu, yang bilang pertama kali silikat itu, sudah pernah ngecek nggak? Sudah pernah analisa nggak? Pake x-ray biasanya, ya,” sambungnya.
Menurut keterangan Syoni, secara teori lapisan silikat ini terbentuk dari silikon dan oksigen saat pengelasan.
Ia pun tak menampik jika lapisan silikat ini seharusnya tidak dengan mudah terekspos atau terlihat.
“Kalau betul itu silikat yang kuning-kuning itu ada menempel di permukaan setelah pengelasan. Saya bukan orang bagian pengelasan, tapi SOP pengelasan harusnya setelah las itu dibersihkan pakai sikat atau di-sand blasting,” tegasnya.
Silikat yang terlihat seharusnya dibersihkan menggunakan sikat besi agar bekas las di rangka menjadi bersih.
Kemudian lapisan yang sudah disikat ini diusahakan untuk dilapis menggunakan cat maupun lapisan anti karat.
“Nah, pakai sand blasting terus hilang. Oke, baru di-coating. Nah, di-coating itu perlu. Saya nggak tahu di-coating nggak (rangka eSAF Honda), beritanya sih di-coating,” katanya.
Adanya silikat ini dikatakan akan menutupi las-lasan besi yang tidak terlapisi (coating).
Sehingga ketika terkena air, bagian inilah yang akan menjadi sumber karat akibat korosi.
“Silikat itu kan menutupi permukaan las-lasan besi yang tidak ter-coating. Tidak ter-coating. Jadi itu kena air, kena kotoran yang mengandung air nempel lama-lama ya, bisa terjadi korosi,” tegasnya.
Ia juga turut mengatakan silikat yang menempel ini lama-lama bisa mengelupas.
“Tapi karena silikat kuning itu menutupi daerah lekukan las-lasan yang tidak bersih pada saat coating, lama-lama terkelupas gitu, terbuka,” jelas Syoni.
Untuk mengatasi masalah silikat pada rangka eSAF Honda ini ia mengaku memiliki solusi dengan cara melapis ulang menggunakan cat.
“Mungkin dibuka saja (bagian bodi) semua, bagian itu (rangka eSAF) dibersihkan, terus di-spray ya pakai spray yang kalengan kecil. Di-coating ulang ya,” ujarnya.
Silikat sendiri merupakan senyawa kimia yang sangat berbeda dengan karat.
Senyawa silikat memiliki unsur kimia Si02, sedangkan karat memiliki unsur dengan rumus Fe2O3.xH2O.
Rangka eSAF pada motor Honda masih menjadi sorotan setelah banyak dikeluhkan oleh warganet lantaran berkarat meski barang baru dari diler dan mudah keropos.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
The post Ahli Sebut Silikat pada Rangka eSAF Seharusnya Tak Terlihat first appeared on Carmudi Indonesia.