Investasi Rp21 Triliun, BYD Bangun Pabrik Baterai Sodium-Ion
Xuzhou – Raksasa teknologi dan otomotif asal Cina, BYD membangun pabrik baterai sodium-ion di wilayah Xuzhou, China.
Pabrik tersebut nantinya akan digunakan untuk memproduksi baterai sodium-ion dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 30 GWh.
Diberitakan Car News China, Selasa (9/1/2024), nilai investasi yang digelontorkan oleh BYD mencapai 10 miliar yuan atau setara Rp21,8 triliun.
Ini akan menjadi pabrik baterai sodium-ion pertama milik BYD yang dibangun di Xuzhou, kota yang terletak di tengah Beijing dan Shanghai.
Nantinya Findreams Battery, anak perusahaan BYD yang akan menjalankan dan bertanggung jawab atas produksi baterai di tempat tersebut.
Findreams Battery diketahui menjalin kerja sama dengan raksasa sepeda roda tiga, Huaihai Group guna pembangunan pabrik baterai ini.
Pihak BYD juga mengatakan jika ke depannya Xuzhou akan dijadikan sebagai pusat produksi baterai untuk kendaraan mikro dan skuter.
Kendaraan kecil tersebut nantinya akan menggunakan paket baterai sodium-ion terbaik yang pernah dibuat oleh BYD.
Baca juga: Penjualan BYD 2023 Capai 3 Juta Unit, Modal Bagus Sebelum Resmi Jualan di Indonesia
Jalinan kerja sama antara BYD dan Huaihai Group bukanlah kali pertama. Beberapa waktu lalu mereka pernah bekerja sama untuk membangun baterai yang juga terletak di Xuzhou.
Pada November 2022 lalu telah dibangun baterai Blade dengan bahan kimia lithium-iron phosphate (LFP).
Di tahap kerja tersebut, BYD dan Huaihai Group bersama-sama berinvestasi senilai 10 miliar yuan dengan pembangunan yang dilakukan pada Januari 2023 lalu.
Pabrik seluas 310 ribu meter persegi ini dikatakan hampir rampung dengan masa uji coba produksi yang dilakukan pada Maret 2024 mendatang.
BYD Seagull akan menjadi mobil listrik pertama yang akan diproduksi secara masal menggunakan baterai sodium-ion.
BYD Tidak Ingin Kalah Saing
Langkah BYD membangun pabrik baterai sodium-ion bertujuan agar tidak kalah saing dengan kompetitornya, yakni JAC Yiwei yang didukung oleh Volkswagen.
JAC Yiwei dengan Volkswagen sebelumnya juga akan menggunakan baterai sodium-ion untuk mobil listrik yang akan dijual di China.
Perusahaan lain seperti Ford, Jiangling Motors (JMC) juga sudah memulai produksi kendaraan listrik dengan baterai sodium-ion yang akan dipasok oleh Farasis Energy.
Menurut Farasis Energy, baterai sodium-ion yang tengah diproduksi sekarang memiliki kepadatan energi 140-160 Wh/kg.
Di tahun ini, mereka akan meluncurkan generasi baru yang memiliki kepadatan 160-180 Wh/kg atau lebih baik dari sebelumnya.
Pada 2026 mendatang, Farasis Energy akan memproduksi sodium dengan kepadatan 180-200 Wh/kg yang mana jauh lebih canggih.
Apa alasan beberapa produsen China mulai mengembangkan baterai sodium-ion untuk dipasang di kendaraan?
Menurut beberapa ahli, ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang dihasilkan dari baterai sodium-ion tersebut.
Baterai yang juga disebut sebagai ‘garam’ ini lebih murah dari sisi produksi dan tidak menggunakan lithium karena natrium menggantikannya sebagai bahan katoda.
Ia juga tidak menggunakan logam mulia lain seperti kobalt atau nikel seperti baterai NMC ternary yang sudah ada.
Dikatakan juga baterai jenis ini memiliki kepadatan energi yang rendah, sehingga cocok digunakan untuk skuter, mobil kecil, atau barang lain yang ukurannya kecil.
Beberapa kelebihan dari baterai jenis ini adalah lebih aman dibanding lithium, performa lebih baik saat suhu dingin, biaya produksi murah, ramah lingkungan, dan tingkat debit lebih lambat.
Namun, beberapa kontra yang dihasilkan baterai ini di antaranya seperti pengecasan yang lebih lama, tegangan yang dicapai lebih rendah, dan kepadatan energi lebih rendah dari jenis LFP.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Santo Sirait
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
The post Investasi Rp21 Triliun, BYD Bangun Pabrik Baterai Sodium-Ion first appeared on Carmudi Indonesia.