BeritagaikindoNewsPenjualan KendaraanRepost #carmudi

Malaysia Buntuti Indonesia dari Segi Penjualan Kendaraan, Ternyata Kebijakan saat Covid-19 Belum Dicabut

Jakarta – Penjualan kendaraan bermotor roda empat (mobil) atau lebih di Malaysia mengalami pertumbuhan pesat. Bahkan bisa menanjak satu peringkat dari posisi sebelumnya.

Mengacu dari data yang dibeberkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 2022 Malaysia berada di peringkat ketiga dari segi penjualan kendaraan di Asia Tenggara (ASEAN). Total penjualan kendaraan roda empat atau lebih yang diraihnya di tahun itu mencapai 720.658 unit.

Baca Juga: Insentif yang Diberikan Pemerintah Memacu Masyarakat Melakukan Pembelian Mobil

Diskusi terbatas bertajuk “Menakar Efektivitas Insentif Otomotif (Foto: Santo/Carmudi)

Di periode 2023, penjualan kendaraan di Malaysia mengalami peningkatan dengan torehan sebesar 799.731 unit. Atas capaian tersebut, Malaysia berhasil menekuk Thailand yang sebelumnya berada di peringkat dua kini melorot ke posisi tiga.

Memasuki 2024, posisi Malaysia belum bergeser masih berada di peringkat dua, tepat di atas Thailand. Tahun lalu, negara dengan julukan “Negeri Jiran” itu mencatatkan angka penjualan kendaraan roda empat atau lebih sebesar 816.747 unit.

Berkat pencapaian tersebut Malaysia memperoleh pangsa pasar sebesar 26 persen dari total penjualan kendaraan di ASEAN sebesar 3.109.958 unit.

Melihat fenomena penjualan kendaraan di Malaysia yang tumbuh begitu pesat menuai rasa kagum Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo. Menurutnya, Malaysia yang sebelum-sebelumnya berada di bawah Thailand, kini bisa di atasnya.

Penjualan Kendaraan Malaysia

Aion V di Malaysia (Foto: Paultan)

“Dari kaca mata ASEAN, Indonesia masih menduduki tempat teratas penjualan domestik kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Nomor dua Malaysia dan nomor tiga adalah Thailand serta diikuti dengan negara lain,” ungkap Kukuh dalam acara diskusi terbatas bertajuk “Menakar Efektivitas Insentif Otomotif” di gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (19/5/2025).

“Malaysia sebelumnya di ranking ketiga, namun tahun lalu mereka mampu membukukan penjualan 816 ribuan unit untuk domestik market-nya. Nah Indonesia di angka 865 ribuan unit. Thailand yang biasanya 900 ribuan sampai 1 juta unit turunnya cukup jauh tanpa ada suatu gejolak yang mendasar menjadi tinggal 562 ribuan unit,” sambungnya.

Kebijakan Penghapusan Pajak

Padahal, lanjut Kukuh jumlah penduduk Malaysia lebih dari 30 juta jiwa, akan tetapi penjualan kendaraannya bisa tembus 800 ribuan unit.

Baca Juga: Penjualan Kendaraan Januari-Maret 2025 Turun, Gaikindo: Masih dalam Batas Wajar

spk byd

Usut punya usut, ternyata yang membuat penjualan kendaraan di negara tetangga Indonesia itu ngebut karena kebijakan berupa penghapusan pajak untuk pembelian kendaraan baru masih diberlakukan sejak pandemi Covid-19.

“Mereka (Malaysia) masih mempertahankan kebijakan pada waktu pandemi, belum dicabut dan ternyata berdampak pada pasarnya. Walaupun, mungkin mereka juga menginformasikan tahun ini (2025) forecast-nya di 700 ribuan unit atau turun,” pungkas Kukuh.

Penulis: Santo Sirait

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker