Penjualan Menurun, Neta Mulai Hentikan Produksi dan Potong Gaji
Zhejiang – Merek otomotif asal China, Neta dikabarkan menghentikan produksi di pabrik Zhejiang dan potong gaji karyawan lantaran penjualan menurun.
Dilaporkan Car News China, Jumat (8/11/2024), naiknya penjualan mobil di China ternyata tak berpengaruh bagi Neta.
Volume penjualan Neta di China terus menurun sejak Januari hingga September 2024. Neta hanya mengirimkan 53.853 unit untuk pasar domestik.
Baca juga: Neta V Jadi Taksi Listrik di Bandara Pekanbaru
Pencapaian ini bahkan kurang dari 30 persen dari target penjualan tahunan yang sebelumnya diumumkan oleh perusahaan yang bermarkas di Shenzhen tersebut.
Menurut salah satu sumber, Neta telah mengirimkan sekitar 4.500 unit pada Oktober lalu atau mengalami penurunan hingga 40 persen dari bulan sebelumnya.
Hasil kurang memuaskan dari penjualan menurun ini dinilai bermula dari masalah pengiriman mobil station wagon Neta S Hunting.
Pabrikan tersebut dinilai tidak dapat mengirimkan varian Pro dari Neta S Hunting lantaran terdapat aksesori yang hilang.
Bahkan penjualan Neta untuk model lainnya dikatakan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Media asal China, DoNews melaporkan jika pabrik Tongxiang milik Neta di daerah Zhejiang ini dikabarkan tengah berhenti produksi selama setengah bulan.
Baca juga: Mengenal Neta Auto Apps, Aplikasi yang Hubungkan Pemilik dengan Mobilnya
Pabrik tersebut merupakan pabrik utama Neta dengan volume produksi tahunan yang mencapai 200 ribu unit.
Selain menghentikan produksi pabrik dalam beberapa waktu, Neta juga tengah memotong gaji karyawan.
Beberapa karyawan Neta mengklaim jika perusahaan tersebut gagal membayar gaji bulan sebelumnya secara tepat waktu lantaran masih memiliki hutang kepada pemasok (supplier).
Di saat yang sama, gaji karyawan dengan posisi tinggi terpantau dipotong sebesar 30 persen dari gaji pokok yang mereka terima.
Pada 31 Oktober Neta sempat mengeluarkan pernyataan resmi jika mereka memiliki rencana insentif ekuitas bagi seluruh karyawan.
Nantinya mereka akan mengambil 5 persen saham sebagai insentif yang diberikan kepada karyawan Neta.
Baca juga: Neta X Rakitan Lokal Mulai Dikirim ke 500 Konsumen Pertama
Sementara rencana pemberian gaji baru akan diumumkan secara internal dengan waktu yang belum diinformasikan lebih lanjut.
Hozon Auto selaku perusahaan induk Neta juga dilaporkan mengalami kerugian bersih yang selalu meningkat dari tahun ke tahun di China sejak 2021 hingga 2023.
Kerugiannya ditaksir mencapai 4,84 miliar yuan atau sekitar Rp10,5 triliun pada 2021, lalu 6,67 miliar yuan atau sekitar Rp14,4 triliun pada 2022, dan 6,87 miliar yuan atau sekitar Rp14,9 triliun pada 2023.
Namun, perusahaan masih memiliki cadangan kas senilai 2,83 miliar yuan atau sekitar Rp6,1 triliun.
Pada Juni 2024 lalu, Hozon Auto mengajukan permohonan pencatatan ke bursa efek Hong Kong dan memperoleh kode saham resmi HK.
Tetapi, WM Motor (Weltmeister) yang sebelumnya dikabarkan bangkrut juga mendapatkan kode saham HK yang sama seperti Hozon Auto.
Secara keseluruhan, penjualan Neta di China mengalami perlambat hingga saat ini.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Santo Sirait