Test Drive Suzuki XL7 Hybrid: Jajal Performa yang Semakin Ramah Lingkungan
Carmudi berkesempatan untuk mencoba langsung Suzuki XL7 Hybrid dalam sesi media test drive yang diadakan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Yogyakarta.
Kami mendapat kesempatan selama dua hari (3—4/7/2023) untuk menjajal performa New XL7 Hybrid.
Mengusung teknologi hybrid agar semakin ramah lingkungan, rasa penasaran pun muncul terkait rasa berkendara Low SUV saingan Toyota Rush, Daihatsu Terios, dan Mitsubishi Xpander Cross ini.
Ada beberapa alasannya;
- Apakah rasa berkendara Suzuki New XL7 Hybrid sama dengan model sebelumnya yang non-hybrid?
- Apakah performa mild hybrid-nya serupa dengan Ertiga Hybrid yang notabene hanya beda di kapasitas baterainya?
Dari awal hingga akhir perjalanan di Yogyakarta dan sekitarnya menempuh jarak hampir menyentuh 200 km.
Sebagai gambaran, selama perjalanan kami menggunakan Suzuki XL7 Hybrid tipe Alpha diisi 3 orang beserta barang bawaan seperti tas ransel dan koper.
Kami pun mencoba untuk fokus kepada tarikan mesin di putaran awal, serta seberapa efektif motor baterai pada teknologi mild hybrid yang pabrikan sebut Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) bekerja.
Suzuki juga memaparkan beberapa faktor yang melatari pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi test drive New XL7 Hybrid ini.
Lanskap yang variatif dan kondisi lalu lintas padat khas perkotaan yang kerap ramai dipenuhi warga lokal dan wisatawan domestik maupun mancanegara menjadi alasan utamanya.
“Untuk menyusuri Yogyakarta yang apik, New XL7 Hybrid sudah dibekali teknologi SHVS agar perjalanan jadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Kami mendorong pengguna mengeksplorasi teknik mengemudi untuk memaksimalkan kapabilitas fitur-fitur baru yang tersedia pada New XL7 Hybrid,” tutur Donny Saputra, 4W Marketing Director PT SIS.
Rute Test Drive New XL7 Hybrid
Pada hari pertama, rombongan langsung dilepas memulai perjalanan dari main dealer Suzuki Sumber Baru Aneka Mobil (SBAM) di Kecamatan Depok, Yogyakarta.
Menariknya, sebelum kami memulai perjalanan, tutup tangki bensin pun disegel untuk kemudian di hari kedua dihitung konsumsi bahan bakarnya dengan metode full to full.
Nah, nanti kita akan ulas khusus mengenai konsumsi BBM XL7 Hybrid ini di lain kesempatan…
Stop and Go
Dari sana kami konvoi menelusuri sejumlah ruas jalanan dalam kota yang kebetulan cukup padat saat itu untuk menuju ke sebuah resto di Sleman.
Kondisi lalu lintas yang juga cenderung macet di beberapa titik persimpangan, gaya berkendara stop and go pun tak bisa terhindarkan.
Pada momen inilah kami pertama kali merasakan kinerja fitur Engine Auto Start-Stop.
Saat pedal rem diinjak dan mobil berhenti total, mesin pun mati secara seketika.
Di sini mesin akan memberikan sedikit tekanan, tapi sama sekali tidak mengganggu.
Untuk menghidupkannya kembali, pedal rem pun hanya perlu dilepas dan mesin langsung menyala sangat halus.
Handling
Dalam perjalanan memutari lokasi-lokasi di perkotaan, selain fitur Engine Auto Start-Stop, impresi berkendara yang kami dapat adalah handling.
Namun, jujur saja, tidak ada yang spesial di sini.
Ekspektasi kami akan sebuah XL7 Hybrid pasti akan sama, atau setidaknya tidak beda jauh dengan XL7 model lama dan Ertiga Hybrid.
Ya, handling-nya tergolong ringan dan ‘nurut’.
Tetap enak, tidak ada masalah. Hanya lebih ke tak ada yang spesial.
Ketambahan lagi, berkat bekalan suspensi MacPherson Strut With Coil Spring di bagian depan dan Torsion Beam With Coil Spring pada roda belakang, bantingannya tetap menjadi salah satu yang ternyaman di kelas mobil Low SUV.
Cruise Control
Kendati demikian, salah satu hal pada XL7 Hybrid yang patut diapresiasi tinggi adalah kehadiran fitur Cruise Control.
Cruise Control, menurut kami cukup sukses menggiring kesan bahwa XL7 Hybrid jelas bukan mobil murahan kendati harganya tergolong paling terjangkau dibandingkan para kompetitornya.
Tapi, di sini cruise control-nya belum yang adaptive, ya.
Memang, perjalanan kami di jalanan perkotaan membuat fitur Cruise Control ini tidak dapat dites secara optimal.
Namun, kami yakin, ketika XL7 Hybrid melaju di tol maka dapat membebaskan kaki pengemudi dari pegal berlebih berkat fitur Cruise Control.
Cara mengaktifkannya pun mudah, yakni pada saat mobil melaju kami hanya perlu menekan tombol pada lingkar kemudi di sebelah kanan yang berlogo spidometer, lalu turunkan tuasnya sekali.
Tantangan Menanjak
Setelah puas berkeliling kota, perjalanan mulai menantang kala menuju lokasi terakhir hari pertama, yakni Watu Tapak Camp Hill.
Berada di sebuah tebing, adrenalin kami pun mulai terpacu lantaran harus mengejar waktu untuk sampai di lokasi yang berada di kisaran 390 mdpl dengan menyusuri jalan naik-turun dan cenderung sempit.
Pada kesempatan ini, potensi performa New XL7 Hybrid pun mulai terasa.
Kecepatan mobil kami saat itu berkisar 40—60 km/jam dengan jalan yang didominasi tanjakan serta sesekali tikungan tajam
Beruntungnya, berkat fitur Acceleration Assist tarikan mesin terasa mantap untuk mobil-mobil sekelasnya.
Kinerja fitur ini mulai sangat terasa ketika putaran mesin berada di atas 2.500 rpm.
Saat Acceleration Assist aktif, tarikan mesin pun jadi terasa lebih ringan.
Menariknya, saat New XL7 digeber agak ugal-ugalan, baterai berkapasitas 10 Ah 12 V miliknya lebih cepat terisi dibandingkan saat melaju santai di jalan perkotaan yang cenderung datar.
Menurut paparan pihak Suzuki, hal tersebut terjadi karena fitur Regenerative Braking bekerja lebih maksimal di mana putaran motor yang tinggi mempercepat proses pengecasan baterai.
Sayang, niat hati mengejar pemandangan sunset di Taman Tebing Breksi tidak kesampaian berhubung kami tiba saat sudah gelap.
Namun, pemandangan alam pada malam hari dan udara dingin memancarkan aura petualangan XL7 Hybrid lebih kuat lagi.
Perjalanan test drive hari pertama bersama Suzuki XL7 Hybrid pun selesai di sini.
Great Escape to Girimulyo
Pada hari kedua, rute test drive Suzuki XL7 Hybrid kami sebetulnya lebih santai dibandingkan hari pertama.
Kami yang merasa belum cukup memompa performa mesin K15B 1.462 cc 4 silinder segaris ini akhirnya mencoba ‘lari’ dari rombongan untuk menuju Kecamatan Girimulyo.
Bermodalkan aplikasi Maps, kami nekat mencari rute jalan yang lebih ekstrem daripada Tebing Breksi.
Beruntung, di bawah langit cerah, kami menemukan rute perkampungan dengan jalan yang kecil dengan tanjakan serta turunan terjal.
Tak jarang kami juga cukup “deg-deg ser” kala menjumpai tanjakan dengan kemiringan sekitar 22-30an derajat.
Kami pun beberapa kali juga mencoba tarikan awal kala fitur Hill Hold Control aktif.
Di sini, motor listrik dari sistem ISG sangat membantu tarikan awal secara halus.
Jadi, selain tak perlu khawatir mobil mundur saat melepas rem di tanjakan, kami pun tak khawatir mobil gagal nanjak di kecepatan rendah.
Kekurangan Suzuki XL7 Hybrid
Bukan tanpa cela, Suzuki XL7 Hybrid menyisakan kesan yang kurang mengenakkan bagi kami selama sesi test drive.
Meskipun sudah dibekali beberapa fitur baru, tapi tidak semuanya sempurna.
Pertama, head unit yang belum memiliki fitur Android Auto atau Apple Car Play menjadi kekurangan yang cukup mengganggu.
Visual ponsel pintar kami tetap bisa terintegrasi ke head unit, tapi dengan aplikasi tambahan CarbitLink.
Sehingga, misalnya, tampilan aplikasi Maps tidak fit on screen bahkan cenderung kecil.
Selain itu, road noise rupanya menjadi kekurangan lain yang kami rasakan pada XL7 Hybrid.
Sebetulnya ini terjadi juga pada XL7 model sebelumnya, dan sayangnya tidak ada perubahan untuk model tahun 2023.
Getaran dari aspal yang diterima ban saat mobil berjalan masih cukup terasa hingga ke kabin.
Namun, sepertinya gangguan tersebut seharusnya tidak begitu mengganggu kenyamanan perjalanan.
Jika melihat beberapa tanggapan serupa dari para pengguna XL7 di internet, untuk menanggulangi atau meminimalisirnya, kita cukup mengganti ban dengan spesifikasi lebih tinggi dari bawaannya.
Sebagai informasi, Suzuki XL7 Hybrid dibekali ban Dunlop Enasave EC300+, dengan spesifikasi 195/60 R16 89H.
Kesimpulan
Selama 2 hari bersama Suzuki XL7 Hybrid, kami berkesimpulan bahwa rasa berkendara Low SUV ini masih nyaman baik dari segi handling, bantingan suspensi, hingga tarikan mesinnya.
Performa mesin menjadi fokus utama lantaran masih banyak yang meragukan performa teknologi mild hybrid ala Suzuki.
Hasilnya, selama test drive kami sama sekali tidak menemukan kekecewaan dari performa mesin Suzuki XL7 Hybrid.
Teknologi SHVS dengan dukungan ISG dan Regenerative Brake pada membawa kesan yang sangat positif atas XL7 Hybrid.
O iya, fitur Smart E-Mirror yang kini sudah touchscreen juga sangat membantu visibilitas tak hanya belakang, melainkan kondisi depan mobil juga.
Fitur spion tengah yang juga bisa merekam video perjalanan akan sangat berguna di era serba ‘dokumentatif’ ini.
Ya, semuanya demi keamanan kita di jalan.
Suzuki XL7 Hybrid menjadi cerminan visi besar Suzuki dalam efisiensi konsumsi bahan bakar fosil sehingga ramah lingkungan.
Dengan teknologi mild hybrid, membuat XL7 dan mobil-mobil Suzuki lainnya menjadi lebih irit BBM.
Penulis: Dimas Hadi
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
The post Test Drive Suzuki XL7 Hybrid: Jajal Performa yang Semakin Ramah Lingkungan first appeared on Carmudi Indonesia.