Mengenang Daihatsu Zebra Espass, Pelopor Mobil Pintu Geser
Nama Daihatsu Zebra dan juga Espass tentu tidak asing di telinga bagi mereka yang lahir di erap 1980-an hingga 2000-an.
Yup, kedua mobil tersebut menjadi salah satu MPV yang paling favorit pada masa keemasannya kala itu.
Bisa dibilang Daihatsu Zebra dan Espass menjadi salah satu pelopor mobil keluarga yang mengaplikasikan pintu model geser.
Sayangnya saat ini kedua mobil tersebut sudah hampir tidak pernah terlihat melintas di jalanan Jakarta.
Padahal baik Daihatsu Zebra maupun Espass bisa dibilang jadi mobil keluarga favorit yang dulu banyak berseliweran di jalanan.
Agar tidak lupa, kami akan mengajak Anda untuk mengingat kembali kedua mobil itu untuk dikenang. Berikut informasinya.
Sejarah Daihatsu Zebra dan Espass
Semua bermula pada tahun 1972 saat Daihatsu mendatangkan Hijet berkode S38 secara langsung dengan status CBU dari Jepang.
Kehadiran Hijet tentu menarik minat masyarakat yang hendak memiliki mobil dengan harga terjangkau pada saat itu.
Hadirnya Hijet S38 ini bisa dikatakan booming dengan penjualan yang cukup positif di Indonesia.
Lima tahun kemudian atau pada tahun 1977, Daihatsu pun mulai merencanakan untuk merakit Hijet S38 secara lokal di Indonesia.
Melihat pasar yang besar, pada 1979 Daihatsu mencoba merancang secara Daihatsu Hijet secara khusus yang kemudian diberi nama Hijet 55 Wide.
Tahun demi tahun, penjualan Hijet ternyata semakin meningkat. Hal ini tentu tak membuat Daihatsu berpuas diri.
Jenama asal Jepang ini terus melakukan pengembangan, hingga di tahun 1986 mereka memperkenalkan versi penyempurnaan dari Hijet, yakni Zebra.
Kemunculan Daihatsu Zebra dan Espass
Daihatsu Zebra yang diperkenalkan pada 1986 masih membawa DNA Hijet yang ada pada tahun 1983.
Seperti desain bodi kotak dan juga mesin yang ditanam masih mengandalkan kapasitas 1.000 cc seperti Hijet.
Di tahun 1990, Daihatsu baru memperkenalkan Zebra dengan mesin lebih besar yakni 1.300 cc yang diklaim lebih bertenaga.
Tampilannya berubah total, bagian hidung depan (bonnet) kini dibuat lebih aerodinamis dibandingkan generasi sebelumnya.
Perubahan paling terlihat ada pada sisi samping, yang kini menggunakan pintu model geser atau sliding.
Mobil ini juga menggunakan bodi semi monokok dari Daihatsu. Kode bodi Zebra ini terdiri dari S90, S91, dan juga S92.
Berdasarkan catatan sejarah, Daihatsu Zebra Espass ini dipasarkan di tahun 1995. Kemudian pada 1997, Daihatsu Espass Supervan diperkenalkan.
Espass Supervan hadir dengan optional lebih lengkap seperti hadirnya AC, radio tape, pelek kaleng, dan penutup pilar pada bagian interior.
Produksi Terakhir
Bisa dibilang Daihatsu Zebra Espass ini menjadi pilihan utama banyak masyarakat di era 1990-an hingga 2000-an awal.
Di tahun 2003 Daihatsu memperkenalkan varian terbaru dengan nama Neo Zebra yang hadir dengan 2 pilihan mesin, yakni 1.300 cc dan 1.600 cc.
Sayangnya, hal ini tidak berhasil ‘mengangkat derajat’ Daihatsu Zebra sebagai mobil laris di era milenium.
Walaupun di tahun 2005 Daihatsu memperkenalkan Zebra dengan teknologi electronic fuel injection (EFI), ternyata animo masyarakat sudah mulai berkurang.
Era 2000-an awal menjadi momen perpisahan Daihatsu dengan Zebra. Salah satu alasannya yakni desain yang sudah dinilai ketinggalan zaman.
Kehadiran duo MPV ‘kacang goreng’ yakni Avanza dan Xenia juga menjadi salah satu penyebab Zebra dan Espass mulai ditinggalkan.
Pada 2007 silam, Daihatsu secara resmi menggantikan Zebra dengan Gran Max sebagai penerus barunya.
Spesifikasi Mesin Daihatsu Zebra Espass
Kerennya mobil-mobil era 1990-an hingga 2000-an punya banyak pilihan mesin yang bisa dipilih oleh konsumen.
Beda dengan saat ini yang hampir semua model menggunakan 1 basis mesin yang sama untuk mengurangi biaya produksi.
Tercatat ada 4 pilihan mesin yang tersedia untuk Daihatsu Zebra Espass ini untuk pasar Tanah Air. Berikut detailnya.
1.6 Karburator (1994-2002)
1.600 cc Karburator |
|
Kapasitas | 1.598 cc |
Jumlah silinder | 4 silinder segaris |
Teknologi | 16 valve, SOHC |
Tenaga | 87 hp |
Torsi | 141 Nm |
Transmisi | Manual 5-percepatan |
1.3 Karburator (1994-2004)
1.300 cc Karburator |
|
Kapasitas | 1.298 cc |
Jumlah silinder | 4 silinder segaris |
Teknologi | 16 valve, SOHC |
Tenaga | 75 hp |
Torsi | 115 Nm |
Transmisi | Manual 5-percepatan |
1.5 EFI (2004-2007)
1.500 cc Injeksi Elektronik |
|
Kapasitas | 1.495 cc |
Jumlah silinder | 4 silinder segaris |
Teknologi | 16 valve, SOHC |
Tenaga | 87 hp |
Torsi | 132 Nm |
Transmisi | Manual 5-percepatan |
1.3 EFI (2004-2007)
1.300 cc Injeksi Elektronik |
|
Kapasitas | 1.298 cc |
Jumlah silinder | 4 silinder segaris |
Teknologi | 16 valve, SOHC |
Tenaga | 78 hp |
Torsi | 119 Nm |
Transmisi | Manual 5-percepatan |
Baca juga: 10 Mobil Murah Rp 20 Jutaan, Kondisi Bisa Dapat yang Fresh
Struktur Kaki-kaki Daihatsu Zebra Espass
Mungkin banyak yang belum tahu juga kalau karakter suspensi pada mobil ini termasuk punya bantingan yang keras.
Yup, betul. Daihatsu Zebra Espass ini dikenal punya suspensi yang cukup keras, terutama pada bagian belakangnya.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan struktur kaki-kaki yang memang ditujukan sebagai mobil pekerja di masanya.
Di bagian depan, Daihatsu menyematkan MacPherson strut dengan double-action shock. Sementara belakangnya pakai rigid axle with semi-elliptic leaf springs dengan double-action shock.
Banyak pemilik mobil ini yang melakukan modifikasi supaya bantingannya tetap empuk dengan cara mengurangi jumlah per daun belakang.
Ada juga yang mengganti per daun belakang dengan kepunyaan Mitsubishi L300 yang jumlahnya dikurangi.
Kekurangan Daihatsu Espass
Walaupun unitnya sudah mulai sulit ditemukan di Jakarta, tapi bukan berarti tak ada peminatnya, lho.
Masih ada sebagian orang yang ingin memilikinya untuk dijadikan sebagai mobil pekerja angkut-angkut barang.
Anda yang mau beli boleh-boleh saja. Tapi, kenali dulu kekurangannya di bawah ini.
Mudah Overheat
Espass dikenal mudah overheat atau kepanasan mesin ketika dikendarai di kemacetan perkotaan.
Salah satu alasannya adalah penggunaan radiator berkapasitas kecil, yakni hanya 1 ply saja alias cuma punya 1 kisi-kisi.
Masalah ini bisa ditindak lanjuti dengan cara mengganti komponen radiator dengan ukuran lebih besar.
Suspensi Keras
Kami sudah menjelaskan sedikit di atas, Espass dikenal punya karakter suspensi yang keras dan cenderung glodakan.
Suspensi yang tertanam pada bagian roda depan dan belakang memang mengacu pada model pick-up Daihatsu.
Tapi tenang. Saat ini sudah banyak bengkel yang bisa memodifikasi supaya bantingannya lebih empuk dan nyaman.
Gampang Karat
Sebagai mobil yang sudah berumur, masalah karat akan timbul menerpa pemilik mobil ke depannya.
Hal ini disebabkan oleh material besi yang digunakan pada era 1990-an memang tidak sebaik kualitas di era modern.
Mayoritas bodi Espass dibuat oleh Karoseri pabrikan alias Astra. Namun sayangnya built quality saat itu kurang baik.
Banyak yang menilai jika material platnya tipis, gampang penyok, dan mudah karatan karena tidak pakai dempul.
Distributor Rentan Kena Air
Komponen pengapian yang berfungsi membagi arus listrik ke busi ini rentan terkena air ketika melewati genangan air atau banjir.
Sebab, komponen ini terletak di kolong mobil yang menyebabkan distributornya mudah mengembun dan membuat mesin mati.
Agar tidak mengalami hal ini, pemilik bisa mengganti selang lubang napas ke Espass model baru yang dikenal lebih aman dari air.
Kesimpulan
Daihatsu Zebra dan juga Espass bisa dibilang sebagai pelopor mobil keluarga yang menggunakan pintu geser di Indonesia.
Ia pernah menjadi kendaraan favorit di eranya dan banyak memberikan kenangan manis bagi penumpang maupun pengemudinya.
Walaupun unitnya saat ini sudah jarang yang berkondisi baik, namun Anda bisa menjadikan mobil ini sebagai salah satu alternatif mobil murah.
Harga komponen yang cenderung murah di pasaran membuat mobil ini masih tetap bertahan.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!
The post Mengenang Daihatsu Zebra Espass, Pelopor Mobil Pintu Geser first appeared on Carmudi Indonesia.