Suzuki Satria F150, Si Ayam Jago Perawatan Ringan
Suzuki Satria F150 disukai anak muda karena tenaga besar dan akselerasi spontan. Apa saja kelebihan dan kekurangannya?
Suzuki Satria F150 merupakan salah satu motor bebek underbone yang paling disukai kalangan anak muda. Terang saja, mesin 150 cc DOHC 4 klep dengan transmisi 6 speed menghasilkan tenaga cukup besar dan akselerasi spontan.
Satria dengan mesin 4-tak pertama saat itu hadir dengan basis yang sama dengan Suzuki Rider 150 asal Thailand. Desainnya juga cukup menarik dengan sasis twinspar dan suspensi monoshock. Soal perawatan, si ayam jago andalan Suzuki ini sebenarnya cukup mudah.
Baca juga:
Macam-Macam Distraksi Berkendara yang Membahayakan Para Bikers
Test Ride Kawasaki W175: Masih Asik Untuk Kelas Retro Klasik
Ada beberapa kerusakan pada Suzuki Satria F150 yang terjadi nyaris di tiap generasi. Permasalahannya, sepele namun cukup jadi pertimbangan calon pembeli. Ketersediaan suku cadang merek Suzuki terkenal cukup sulit dan harganya mahal.
Mogok Saat Terguyur Air
Turun hujan kadang tidak bisa diantisipasi. Cuaca ini kadang jadi momok bagi sebagian pengendara Suzuki Satria F150. Permasalahan teknis yang menjangkiti motor ini kadang sua mogok ketika terkena air. Baik saat menerjang hujan atau sekedar dicuci.
Penyebabnya bukan kerusakan teknis yang cukup serius, bahkan sebenarnya cukup sepele. Saluran air pembuangan di lubang busi mampet. Lubang ini terletak menghadap roda depan, maka rentan terhadap cipratan lumpur yang akan menutup jalur air.
Air terjebak di sekitar busi dan menyebabkan korsleting, maka jadi mogok. Bentuk blok mesin yang tegak dan posisi busi di dalam cekungan membuat lubang ini sangat rentan tergenang air.
Mengatasinya sangat mudah, dengan rajin membersihkan saluran pembuangan air dari blok bagian luar. Posisi lubang ini berada di dekat lubang knalpot. Tusuk dan korek lubang dengan kawat hingga ujungnya keluar di sekitar busi.
Agar tidak sampai terjadi korsleting, Anda bisa menambahkan isolasi pada kabel busi dan cangklong. Celah antara kabel dan cangklong yang tertutup membuat air sulit merembes ke dalam dan mengganggu jalur kelistrikan.
Transmisi Susah Netral
Pemilik Suzuki Satria F era karburator sebagian mengeluhkan tunggangannya yang sulit dinetralkan. Motor saat berhenti harus didorong maju terlebih dahulu agar transmisi dapat masuk ke posisi netral. Kelemahan ini juga sangat mengganggu.
Anda jangan keburu menyangka bila sistem transmisi pada Suzuki Satria F150 gampang bermasalah. Slip kopling jadi penyebab transmisi susah masuk ke netral. Untuk masalah ini bisa diatasi dengan melakukan penyetelan ulang pada kopling yang terdapat di tuas di setang menjadi lebih jauh atau hampir full.
Setelah itu, gunakan oli yang sesuai dengan karakter mesin performa tinggi. Suzuki Satria F150 lebih cocok memakai oli jenis semi atau full sintetik.
Mesin Cepat Panas
Karakter mesin DOHC dengan pendingin oli (SACS) ini sangat bergantung pada adanya aliran udara yang masuk melalui sirip sirip oil cooler. Mesin biasanya jadi lebih panas saat motor jalan pelan atau macet karena udara tidak berhembus pada sirip oil cooler. Mengingat sistem pendinginan mengandalkan oli, maka gunakan oli yang karakternya encer.
Oli encer pada suhu panas sanggup menjangkau celah-celah sempit. Dengan demikian. oli tetap mudah bersirkulasi mentransfer panas mesin. Kekurangannya, oli mudah menguap sehingga volumenya lebih cepat berkurang.
Tambah aksesoris pendingin
Beberapa aksesoris membantu menjaga menjaga suhu mesin tetap stabil. Misalnya kipas tambahan yang dipasang di oil cooler untuk membantu pendinginan oli, atau selang hawa di tutup lubang pengisian. Selang ini membuang hawa panas dari dalam mesin ke udara luar. Untuk kipas tambahan ini sebaiknya mengambil arus listrik dari aki supaya bisa terus bekerja di RPM rendah.
Motor Brebet
Kasus kali ini terjadi saat motor mulai dipacu pada putaran rendah. Mesin telat merespon saat bukaan gas dan tersendat. biasanya ini gejala yang timbul disebabkan karena pengapian serta karburator yang tidak beres.
Di sektor pengapian, gejala brebet biasanya karena elektroda busi yang sudah lemah. Anda perlu mengganti dengan busi yang baru. Namun, apabila setelah ganti busi masih terkena gejala brebet, Anda perlu memeriksa karburator.
Permasalahan dari karburator karena kebocoran pada bagian intake atau pada karet vakum yang sudah bolong atau melar. Bensin jadi telat masuk dan dapat menimbulkan mesin jadi brebet. Bila sudah begini, Anda harus mengganti karet vakum berikut skepnya karena komponen ini menyatu (assy).