BeritahidrogenMenperinNewsRepost #carmuditoyota

Buka New Energy Vehicle Summit 2025, Menperin Singgung Kelebihan Mobil Hidrogen

Jakarta — Selain Battery Electric Vehicle (BEV), masih ada alternatif teknologi elektrifikasi lain yang bisa dilirik sebagai upaya mengejar net zero emission, misalnya mobil berbahan bakar hidrogen.

Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita ketika membuka New Energy Vehicle Summit 2025 yang digelar Kumparan, Selasa (6/5/2025) di Jakarta.

Mobil Hidrogen Toyota Crown Fuel Cell

(Foto: Carmudi/Mada Prastya)

“Selain kendaraan listrik berbasis baterai atau BEV, Indonesia juga melihat potensi yang besar pada pengembangan teknologi fuel cell electric vehicle,” kata Menperin.

“Hidrogen menawarkan solusi, emisi nol dan mengatasi permasalahan pengisian daya. Pengisian dayanya lebih cepat dibandingkan kendaraan berbasis listrik,” sambungnya.

Baca juga: Wamenperin Jajal Chery J6, Mobil Listrik yang Sudah Mencatatkan TKDN 40 Persen

Walaupun untuk saat ini mobil dengan teknologi semacam itu belum dipasarkan di Tanah Air. Sejauh ini baru Toyota yang getol memamerkan deretan mobil hidrogen ke hadapan publik, seperti Mirai atau Crown.

Sementara itu, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada 2026 nanti.

Lebih lanjut, Menperin menyebut pemerintah terbuka terhadap berbagai teknologi “hijau” dalam dunia otomotif yang mungkin dibawa oleh pabrikan.

Terlebih lagi dengan adanya konsep Green Mobility dari pemerintah yang merujuk pada berbagai upaya untuk menciptakan sistem transportasi ramah lingkungan.

Net Zero Emission Sektor Manufaktur Lebih Cepat

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ketika membuka New Energy Vehicle Summit 2025 yang digelar kumparan, Selasa (6/5/2025) di Jakarta.

(Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Pada kesempatan yang sama, Menperin juga menyinggung upaya yang telah dilakukan untuk mencapai net zero emission di sektor manufaktur.

“Beberapa waktu lalu kami sudah menetapkan net zero emission untuk sektor manufaktur Indonesia harus dapat tercapai pada 2050. Artinya lebih cepat dari target nasional 2060. Kami dari Kementerian sudah berkoordinasi dengan pelaku usaha,” katanya di hadapan peserta forum.

New Energy Vehicle Summit 2025 itu sendiri mengangkat tema Sinergi Teknologi, Investasi, dan Kebijakan untuk Industri Otomotif Berkelanjutan.

Selain Menteri Perindustrian, forum ini turut dihadiri Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin, dan Anggota DPR RI Rachmat Gobel.

Baca juga: Mengenal Manfaat Mobil Hidrogen dan Bioetanol Lewat Lini Kendaraan Toyota

Penulis: Mada Prastya
Editor: Santo Sirait

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker