Nissan Tuntut India US$770 Juta Uang Haknya
Nissan tuntut India dengan memulai proses arbitrase internasional untuk mendapatkan lebih dari US$770 juta uang haknya, karena perselisihan insentif pajak yang belum dibayar oleh Negeri Bollywood itu.
Merunut akar masalahnya, sengketa ini dimulai pada 2008 antara Nissan dan pemerintah India saat itu, demikian yang dilansir Reuters.
Nissan dan India, sebagai bagian dari perjanjian yang dibuat, memutuskan untuk bersama-sama mendirikan fasilitas produksi mobil di bagian selatan negara dengan angka penduduk terbanyak kedua di bumi.
India menawarkan Nissan berbagai insentif pajak dengan cara mendirikan pabrik secara lokal. Dari pembangunan pabrik Nissan, banyak tercipta lowongan kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi lokal India secara signifikan.
Nissan pun tentu mendapat keuntungan berupa penghematan biaya produksi dan banderol jual mobil yang dapat lebih ditekan. Antara Nissan dan India mendapatkan keuntungan masing-masing.
Nissan Tuntut India: India Dijadwalkan Membayar Pada 2015 Namun Molor Hingga Detik Ini
Tetapi apa yang akhirnya membuat Nissan tuntut India adalah pemerintah India belum membayar insentif pajak yang dijanjikan tersebut. Pundi-pundi uang sekitar US$770 juta tentu bukan sesuatu yang dapat dilupakan begitu saja dengan sekedar ucapan terima kasih.
Usut punya usut, India awalnya setuju untuk melakukan pembayaran kepada Nissan pada 2015, tetapi uang yang dijanjikan rupanya tidak pernah muncul. Nissan disebut telah berulang kali membuat permintaan kepada pemerintah India, namun diabaikan.
Bos Nissan sekaligus aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi, Carlos Ghosn, bahkan telah secara pribadi ‘meminta’ langsung uang yang menjadi hak perusahaan pada Perdana Menteri India saat ini, Narendra Modi. Upaya itu tidak juga berhasil.
Beberapa pejabat di pemerintahan India sempat memberi keyakinan pada Nissan bahwa uang akan datang dan merasa tidak perlu untuk membawa kasusu ini sampai ke ranah hukum.
Namun, kenyataannya tidak ada uang apapun yang diberikan hingga detik ini. Akhirnya pada Agustus, kesabaran Nissan habis.
Pabrikan yang berbasis di Yokohama, Jepang itu memberi India ultimatum untuk menunjuk seorang arbiter internasional, dengan mengatur arbitrase hearing pertama pada pertengahan Desember. Nissan mengklaim India telah melanggar Comprehensive Economic Partnership Agreement dengan Jepang.
India harus menemukan cara untuk membayar Nissan. Ini demi kelangsungan industri otomotif di kota Chennai yang sering dijuluki sebagai Detroit-nya Asia dan meyakinkan perusahaan otomotif lain bahwa India adalah tempat yang baik untuk melakukan bisnis.
Tercatat bukan hanya Nissan yang memiliki fasilitas di India. Pabrikan lain seperti Ford dan Hyundai juga memiliki pabrik disana.