Test Drive Aion V: Manaklukkan Rute Semarang—Jakarta Tanpa Cas

Pekan lalu kami baru saja melakukan test drive mobil listrik Aion V dari Yogyakarta menuju Jakarta yang digelar oleh Aion Indonesia.
Namun kami fokus melakukan test drive mobil listrik Aion V ini dari Semarang, Jawa Tengah menuju Jakarta tanpa mengecas baterai mobil sekalipun.
Hal ini kami lakukan lantaran penasaran, apakah bisa mobil merek China ini bisa diajak melakukan perjalanan jauh tanpa harus mengecas?
Jawabannya ternyata bisa, loh!
Berikut hasil ulasan kami mengenai test drive Aion V dari Yogyakarta menuju Jakarta.
Baca juga: Pesanan Aion V Melejit, Tembus 800 Unit Sejak GJAW 2024
Test Drive Aion V Yogyakarta ke Jakarta
Test drive ini kami lakukan untuk mengetahui sejauh mana Aion V bisa menempuh jarak dan juga merasakan impresi berkendaranya.
Yogyakarta Menuju Semarang
Walaupun perjalanan kami termasuk singkat, hanya dua hari satu malam, tapi setidaknya kami berhasil mengantongi gambaran penuh tentang mobil ini.
Kami sudah berhasil melahap jarak lebih kurang 500 km dalam perjalanan yang digelar pada Kamis—Jumat (6-7/2/2025) pekan lalu.
Rute yang harus kami tempuh dalam perjalanan ini adalah mengitari Kota Yogyakarta di hari pertama dan di hari kedua dilanjut menuju Semarang.
Oh iya, mobil kami diisi oleh 4 orang yang juga merupakan peserta dari media lain dengan postur dan berat badan berbeda-beda.
Performa Andal
Menurut kami Aion V memiliki performa yang dapat diandalkan, terutama untuk bepergian ke luar kota seperti ini.
Salah satu alasannya yakni penurunan baterainya tergolong tidak terlalu signifikan walaupun dikendarai secara normal tanpa irit-iritan.
Lantaran penasaran, kami hanya mengandalkan mode Comfort walaupun ada mode Sport dan Power Save (Eco) pada mobil ini.
Hal ini bertujuan untuk memberikan perjalanan natural yang sebagaimana dilakukan banyak orang ketika mengendarai mobil listrik.
Kapasitas Baterai
Jika mengacu data spesifikasinya, Aion V dibekali dengan kapasitas baterai yang tergolong besar di kelasnya.
Berbekal jarak tempuh yang besar ini, kami tanpa ragu dan khawatir langsung menggerakkan mobil listrik ini menuju Semarang.
Rutenya adalah melewati kota Klaten dan dilanjutkan memasuki tol hingga Semarang dengan memakai mode Comfort.
Di sepanjang perjalanan dengan kecepatan rata-rata 60-70 km/jam, kami merasa jika mobil ini tergolong nyaman.
Suspensinya empuk, baik di depan maupun belakangnya. Yang paling kami suka adalah karakter remnya yang terasa sangat smooth ketika diinjak.
Karakter rem ini mengingatkan kami kepada mobil Eropa yang ketika diinjak terasa agak berat, namun bisa menghentikan mobil secara perlahan.
Tabel Spesifikasi Baterai Aion V
Spesifikasi Baterai Aion V |
|
Kapasitas | 75,3 kWh |
Teknologi | Magazine lithium-iron phosphate 2.0 |
Jarak tempuh NEDC | 602 km |
Jarak tempuh WLTP | 500 km |
Ngecas Baterai Penuh
Singkat cerita, kami akhirnya tiba di Semarang pukul 12:00 WIB setelah melakukan perjalanan dari Yogyakarta sekitar pukul 09.00 WIB.
Mengapa cukup lama, karena kami sempat berhenti di Klaten untuk wisata kuliner dan rest area KM 458B untuk istirahat sejenak.
Dari sini cerita akan kami mulai. Pihak Aion mengisi penuh seluruh baterai mobil yang digunakan oleh peserta.
Baterai di posisi 100 persen, dalam instrument cluster tertera jika kami memiliki daya jelajah hingga 602 km ke depan.
Oh iya, di Semarang kami singgah hanya untuk makan siang dan juga mengisi daya baterai agar seluruh mobil dipastikan baterainya penuh.
Semarang—Jakarta Tanpa Cas
Punya bekal baterai penuh, kami memutuskan untuk tidak mengecas mobil sama sekali sekaligus memutuskan untuk tidak mengikuti tantangan lomba irit.
Kami hanya penasaran, apakah mobil listrik ini bisa diajak berkelana luar kota dengan berkendara normal layaknya mengendarai mobil bensin.
Dalam perjalanan ini, kami memutuskan untuk memaksimalkan kecepatan di angka 100 km/jam sesuai dengan aturan jalan tol yang berlaku.
Bahkan selama perjalanan ini, kaki kami sengaja tidak ‘disekolahkan’ alias menginjak pedal akselerator sesuka hati.
Lalu seluruh soket pengisian daya yang ada di mobil kami pakai untuk mengecas hape sekaligus mendengarkan lagu dengan posisi suhu AC di low dan angka fan di 7.
Maklum, Semarang panas!
Sehingga secara teori, hal ini akan sangat mempengaruhi konsumsi listrik selama perjalanan. Namun inilah yang kami cari. Agak ngawur memang, tapi kami yakin, kok!
Sempat Wisata Kuliner
Sekitar satu jam berkendara, kami keluar dari rombongan untuk berwisata kuliner di kawasan Gringsing, Jawa Tengah via Exit Tol Weleri.
Agar tidak dipanggil untuk tetap dalam rombongan, handy talkie (HT) di mobil sengaja kami matikan supaya perjalanan berjalan mulus, hehe.
Tujuannya untuk mencicipi kuliner Ayam Goreng Bu Bengat yang selalu terbayang-bayang di benak kami sebelum kami memulai perjalanan.
Usai mengisi perut, perjalanan kami lanjut dengan masuk tol Weleri dan segera mengejar ketertinggalan dengan rombongan di depan.
Kami diharuskan untuk regrouping di rest area KM227B, yang mana selisihnya itu sekitar 100 km di depan kami.
Mengejar Ketertinggalan
Dalam perjalanan test drive Aion V arah Jakarta ini, tim Carmudi yang mengambil alih kemudi sejak Semarang, wisata kuliner, hingga rest area KM227B.
Mengetahui jaraknya cukup jauh dengan rombongan, mobil segera kami luncurkan dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.
Gaya berkendaranya normal, tidak memanfaatkan momentum maupun menginjak pedal akselerator secara halus.
Ketika dibutuhkan untuk menyalip, tanpa ragu kami injak pedal supaya mobil bisa melewati truk yang banyak berlalu lalang di tol tersebut.
Setelah berkendara sekitar lebih kurang 2 jam, akhirnya kami tiba di rest area KM227B yang mana sudah ditunggu dengan rombongan.
Di sini kami ditawarkan agar mobil dicas, namun kami dengan lantang menolak karena penasaran apakah mobil bisa sampai Jakarta dengan gaya berkendara kami.
Ketika berhenti di sini, mobil terpantau masih memiliki range sekitar 295 km, sedangkan jarak tujuan kami sekitar 235 km.
Artinya, menurut logika kami masih ada selisih 60 km antara jarak tujuan dengan jarak tempeh. Kira-kira sampe nggak, ya? Haha.
Baterai Kedip-kedip
Dari rest area KM227B, kami berganti pengemudi dengan mas Suryo dari Otodriver. Sementara kami duduk di belakang saja.
Gaya berkendara mas Suryo cenderung lebih halus ketika menginjak pedal akselerator, walaupun kecepatannya sama, maksimal 100 km/jam yang sesekali dilebihkan untuk menyalip kendaraan.
Memasuki kawasan Bekasi, baterai kami mulai kedip-kedip lantaran selisih antara jarak tujuan dengan jarak tempuh semakin tipis irisannya.
Jarak tempuh tujuan kami di peta sekitar 30 km, sementara jarak tempuh mobil 40 km. Di sini kami mulai ubah mode ke Power Save dengan tujuan supaya tiba tanpa harus ngecas.
Tiba di Tujuan
Dari Bekasi hingga Kuningan, kapasitas baterai mobil yang kami gunakan semakin membuat kami berdoa, hehehe.
Memasuki kawasan Halim, Jakarta Timur kapasitas baterai mobil kami bahkan menyentuh angka sekitar 5 persen saja dengan jarak tempuh di 30-an km.
Hal ini justru membuat kami semakin yakin untuk tetap melanjutkan perjalanan hingga di titik akhir yang berlokasi di Jl. Gatot Soebroto.
Keluar di Pintu Tol Mampang/Kuningan, kapasitas baterai mobil kami hanya menyisakan sekitar 4 persen.
Begitu tiba di lokasi tujuan, kapasitas baterai kami hanya menyisakan 2 persen saja dengan jarak tempuh yang masih bisa diajak berkendara sampai 17 km ke depan.
Valdo Prahara, selaku PR Aion Indonesia bahkan sampai terheran-heran melihat kami yang bisa tiba di tujuan dengan menyisakan kapasitas baterai 2 persen.
Baca juga: Aion Tengah Siapkan Mobil Listrik 7 Seater, Kapan Meluncur?
Kesimpulan Test Drive Aion V
Dalam test drive Aion V yang kami lakukan dari Semarang ke Jakarta tanpa ngecas ini setidaknya bisa menjadi gambaran jika mobil listrik ini bisa diajak pergi jauh.
Selama perjalanan kami juga tidak menggunakan gaya berkendara irit, dan cenderung aktif layaknya mengendarai mobil berbahan bakar bensin.
Jika dikendarai dengan gaya berkendara yang irit, Aion V ini kami rasa bisa diajak bepergian lebih jauh lagi.
Kami justru penasaran, apakah dari Yogyakarta hingga Jakarta mobil ini bisa diajak melaju tanpa harus ngecas.
Setidaknya mobil yang harganya akan diumumkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 nanti bisa nih jadi salah satu pilihan.
Terutama bagi Anda yang ingin merasakan sensasi bepergian keluar kota jarak jauh menggunakan mobil listrik.
Soal kelebihan dan kekurangannya, nanti akan kami tulis di artikel terpisah, ya!
Baca juga: Tampangnya Gagah, Tapi Aion V Adalah Mobil Listrik yang Mengerti Perempuan
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas