Malaysia Ingin Jadi Pusat Kendaraan Listrik di ASEAN
Kuala Lumpur – Malaysia memiliki target yang terbilang ambisius dengan berharap agar menjadi pusat kendaraan listrik di ASEAN.
Target tersebut dikarenakan Malaysia diklaim sudah memiliki pengalaman selama 40 tahun di industri otomotif sejak 1983 silam.
Bahkan saat ini juga sudah memiliki industri semikonduktor yang terbilang kuat.
Hal ini disampaikan oleh Liew Chin Tong, Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) dikutip dari Paultan, Kamis (14/11/2024).
Walaupun negara tersebut tidak memiliki merek lokal, namun mereka mengklaim dapat memainkan peran yang sangat besar terutama di sektor backend.
Hal ini dikarenakan Malaysia sudah menjadi eksportir produk semikonduktor terbesar keenam yang ada di dunia.
Baca juga: Diperkenalkan di Malaysia, Ini Dia Omoda C9 Calon Pesaing Baru CR-V
“Malaysia adalah tempat yang sangat menarik, kami adalah eksportir produk semikonduktor terbesar keenam di dunia,” ujarnya dikutip dari Paultan.
Liew mengatakan bahwa selama kunjungannya ke Detroit, Amerika Serikat (AS) tahun lalu, dia diberitahu oleh Menteri Perdagangan AS, Gina M Raimondo.
Pabrik-pabrik otomotif yang ada di Detroit terpaksa tutup karena Malaysia menerapkan Perintah Kontrol Pergerakan (MCO) selama pandemi COVID-19.
Tutupnya pabrik di Detroit ini disebabkan chip yang mereka gunakan berasal dari Malaysia dan beberapa perusahaan semikonduktor di Malaysia berkontribusi besar dalam chip otomotif global.
Target EV Malaysia
Liew juga mengatakan jika Malaysia siap untuk mencapai target pemerintah untuk kendaraan listrik guna mencapai 20 persen dari total volume industri (TIV) pada 2030.
Sementara target pada 2040 mencapai 50 persen, dan 80 persen pada 2050 mendatang berdasarkan target yang dicanangkan.
Baca juga: Proton eMas 7 Diperkenalkan, Malaysia Bakal Punya Mobil Listrik Sendiri
“Walaupun terlihat ambisius terutama kita memulai dari basis yang rendah, prospek EV global tahunan Badan Energi Nasional menyoroti beberapa tren utama,” sambungnya.
Pada 2018, EV di Malaysia dikatakan berhasil mencatatkan angka 2 persen dari TIV secara global.
Lalu pada 2022, angkanya meningkat menjadi 14 persen dari TIV secara global yang ada di Negeri Jiran.
Pada 2023, angkanya kembali terkoreksi menjadi 18 persen. Capaian ini membuat Malaysia menargetkan TIV mencapai 20 persen pada 2030 mendatang.
Target yang dicanangkan oleh Malaysia agar bisa menjadi pusat kendaraan listrik di ASEAN ini memang terlihat cukup ambisius.
Namun, negara tersebut mengaku jika target ini terlihat mengada-ngada.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Santo Sirait