Makin Tegang, BYD dan Geely Saling Serang di Forum Chongqing 2025

Chongqing – Ketegangan semakin berkobar di Forum Otomotif Chongqing 2025 ketika para eksekutif dari BYD, Geely, dan Great Wall Motor (GWM) saling memberikan kritik.
Dalam kritik tersebut, beberapa produsen asal China ini menggarisbawahi perang harga yang kini semakin memburuk.
Efek dari perang harga tersebut membuat margin atau keuntungan industri yang didapatkan oleh para produsen menjadi berkurang.
Mengutip dari Car News China, Senin (9/6/2025), Li Yunfei selaku Manager Branding dan Humas BYD mengungkapkan mengutuk kompetitor tertentu yang tidak disebutkan namanya atas apa yang ia gambarkan sebagai ‘trik kotor’ atau taktik curang yang bertujuan menggiring opini publik.
Hal tersebut menandai perubahan tajam dari seruan emosional Wang Chuanfu, Chairman BYD pada 2023 lalu dengan menyebut adanya keretakan antar industri otomotif China.
Baca juga: Test Drive Jakarta-Bandung, Segini Konsumsi Daya Geely EX5
“Bersama-sama kita adalah industri otomotif China. Dua tahun kemudian, persatuan ini tampak retak,” ujarnya Li Yunfei.
Menanggapi pernyataan tersebut, Victor Young selaku Presiden Senior Geely Holding Group dengan tegas menyebut jika BYD munafik.
“Bukankah ini hanya kasus pencuri yang berteriak kepada pencuri?,” ujar Victor Young.
Victor mengatakan jika pengawasan regulasi harus menggantikan seruan emosional dalam menyelesaikan perselisihan seperti pengaduan resmi GWM atas desain tangki BBM milik BYD.
Bentrokan antara Geely dan BYD ini sebelumnya sudah diprediksi oleh Wei Jianjun selaku Chairman dari GWM.
Ia memperingatkan adanya krisis yang sedang terjadi di industri otomotif China tersebut dan menyamakannya dengan istilah bom waktu yang terus berdetak.
Baca juga: Tuntut 37 Influencer, BYD Siapkan Hadiah Bagi Pelapor
Yu Chengdong dari Huawei juga mengkritik para pesaing yang sukses dengan satu produk yang membuat Lei Jun dari Xiaomi untuk membalas via online.
Sementara itu Li Xueyong, Wakil Presiden Eksekutif Chery memberikan pernyataan yang lebih moderat atas kejadian yang saat ini terjadi.
Ia berpendapat jika tantangan industri otomotif ini dapat mendorong kesehatan jangka panjang jika para produsen ini berfokus pada kemampuan inti.
Awal Mula Ketegangan Terjadi
Penyebab utama dari ketegangan ini muncul akibat perang harga antar merek otomotif di China yang semakin memanas.
Ada lebih dari 200 mobil yang dijual mengalami diskon harga yang cukup besar sejak 2023 lalu sampai sekarang.
Bahkan dalam empat bulan pertama di 2025, ada lebih dari 60 mobil yang mengalami diskon harga kepada para konsumen.
Situasi ini mencapai puncaknya ketika Mei ada lebih dari 100 mobil didiskon secara besar-besaran di seluruh merek terkenal yang ada di China.
Hal ini membuat margin laba di sektor ini semakin anjlok hingga turun mencapai 3,9 persen pada Q1 2025.
Alhasil industri otomotif China saat ini semakin ‘beracun’ di mana pertumbuhan volume menutupi kesehatan finansial yang makin terkikis.
Baca juga: BYD Sebut Kasus Seal Berasap karena Korsleting
Pada 31 Mei lalu, Asosiasi Produsen Mobil China merilis pernyataan yang mengecam praktik penempatan harga predatori, khususnya menargetkan penjualan di bawah harga pokok.
Beberapa hari kemudian, Kamar Dagang Dealer Mobil China turut mengeluarkan peringatan terpisah agar tidak menekan diler dengan target penjualan yang tak realistis.
Taktik semacam tersebut dinilai tidak memiliki kelanjutan yang positif bagi sektor industri yang ada saat ini.
Para produsen otomotif di China saat ini terjebak antara diskon harga agar tetap kompetitif dan investasi besar-besaran dalam teknologi canggih seperti kendaraan otonom dan baterai solid-state.
Dampaknya terlihat jelas. Bahkan Tesla, yang pernah mendominasi di Eropa, mengalami penurunan penjualan pada Q1 2025 sebesar 36 persen dari tahun ke tahun menjadi hanya 53.200 unit.
Sementara negara-negara, seperti Jerman dan Prancis mengalami penurunan lebih dari 60 persen.
Baca juga: Geely Beberkan Rencana 2025: Perakitan Lokal Hingga Mobil Baru di GIIAS
Perang harga telah menyebabkan runtuhnya struktur harga yang dulunya menguntungkan, menciptakan pasar di mana penjualan yang lebih banyak tidak lagi menjamin keuntungan
Saat permainan EV memasuki fase pertengahan, semua pemain semakin gencar.
Biaya untuk tetap bertahan di meja permainan meningkat sementara ruang untuk kesalahan semakin mengecil.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Santo Sirait