Penyebab Kemacetan, Kadang Hanya Karena Kendaraan Lambat
Kemacetan lalu lintas jadi makanan sehari-hari komuter di kota besar. Anda terpaksa harus berjalan lambat bersama dengan kendaraan lain. Padahal, Anda mungkin sedang buru-buru menghadiri rapat atau kegiatan penting.
Penyebab macet kadang sangat sederhana. Anda mungkin tidak bisa mendahului kendaraan di depan yang berjalan lambat. Dengan demikian, Anda sebagai pengendara harus berjalan beriringan di belakang. Ini sering terjadi pada kendaraan angkutan barang atau bus yang akan menurunkan penumpang.
Baca Juga:
Sedan Lawas Legendaris, Diburu Karena Kesan Retro
Silau Saat Mengemudi di Siang Hari, Waspadai Mata Cepat Lelah
Anda baru bisa bebas melaju saat kendaraan itu berpindah jalur. Repotnya, kemacetan bakal makin parah bila ternyata kondisi lalu lintas cukup ramai. Sebab, kendaraan yang lambat tidak kunjung pindah lajur.
Dalam artikel terbitan MIT Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory disebutkan, menjaga jarak aman bisa jadi solusi mencegah kemacetan. Pendekatan ini disebut sebagai kontrol bilateral, dengan contoh formasi pada burung yang terbang berkelompok.
“Mengemudi seperti ini bisa memiliki efek dramatis dalam mengurangi waktu tempuh dan konsumsi bahan bakar. Pemerintah tidak harus membangun lebih banyak jalan atau membuat perubahan lain pada infrastruktur,” ungkap Berthold Horn, Profesor di MIT.
Solusi Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas
Tetapi disayangkan, metode ini berhadapan dengan beberapa hal yang menghambat. Mulai dari sifat manusia yang sulit untuk berubah dan kondisi jalan yang tidak dapat diprediksi juga bisa memicu hambatan lalu lintas.
Peneliti kemudian mencari solusi untuk mobil masa depan. Caranya berupa memperbaharui teknologi adaptive cruise control dengan menambahkan sensor depan dan belakang.
Sensor ini berfungsi memantau jarak ideal mobil dengan kendaraan lain di depan dan belakang. Teknologi ini mirip dengan sensor buatan Honda pada 2012 lalu yang dibuat khusus untuk mencegah kemacetan.
Horn pun bakal melakukan penelitian dengan bantuan dari Toyota untuk menguji apakah metode ini akan membantu lalu lintas bergerak lebih cepat. Dari riset akan diketahui apakah teknologi tersebut lebih aman atau tidak untuk pengemudi.
Dalam riset ini membutuhkan jaringan terkoordinasi dengan sinyal antar kendaraan yang saling terhubung. Peningkatan teknologi ini untungnya hanya butuh perangkat lunak baru. Di mobil juga butuh beberapa upgrade perangkat keras yang terbilang tidak mahal.
Kita nantikan saja perkembangan teknologinya. (dna)