Mesin Rotary Mazda: Kapan Lahir Kembali?
Andai Felix Wankel masih hidup, dia pasti bangga karena mesin temuannya masih menjadi kebanggaan banyak orang di zaman yang menggilai efisiensi bahan bakar dan emisi rendah. Mesin rotary kini menjadi sebuah ironi, diagungkan para enthusiast namun dibenci lingkungan.
Felix Wankel, seorang ilmuwan Jerman menciptakan kemudian mematenkan mesin rotary pada 1929 yang seperti arti nama rotary, merupakan mesin pembakaran dalam dengan komponen yang berotasi atau berputar.
Meski identik dengan Mazda, mesin rotary pertama dikembangkan oleh pabrikan NWU Motorenwerke AG lewat Felix Wankel dengan prototipe pertama yang rampung pada 1957. NWU merupakan cikal bakal dari Audi pasca perusahaan dibeli oleh Volkswagen pada kemudian hari.
Singkat cerita, Mazda (yang saat itu masih bernama Toyo Kogyo Corporation) ingin menyasar pasar barat dengan membuat deretan mobil sport dan memutuskan membeli lisensi mesin rotary dari NSU pada 1962.
Kemudian sisanya adalah sejarah dengan Mazda Cosmo Sport menjadi mobil bermesin rotary pertama di bumi, meski faktanya hingga saat ini hanya kurang dari dua juta unit saja mobil Mazda dengan mesin rotary yang terjual di seluruh dunia.
Mesin rotary terbilang unik karena berbeda dengan mesin konvensional yang memiliki piston, mesin rotary mengandalkan rotor berbentuk segitiga yang memiliki kerja ganda dengan berputar dan juga menjadi ruang pembakaran.
Nah jika mesin konvensional mengadopsi piston dalam silinder, pada mesin rotary rotor bergerak dalam poros oval.
Mesin rotary pada dasarnya berkerja memberikan tenaga yang besar dalam sebuah ‘paket’ kecil. Lihat saja kapasitas mesin 13B pada Mazda RX-7 atau mesin Renesis di RX-8 dengan kapasitas mesin yang mungil di kelasnya namun memberikan muntahan tenaga yang masif.
Pada mesin rotary, jumlah komponen yang bergerak lebih sedikit dibanding mesin konvensional. Inilah mengapa mesin rotary dipandang sebagai solusi di industri pada saat itu karena karakternya yang sederhana.
Reputasi mesin rotary mencapai puncaknya saat mobil balap Mazda 787B menjuarai ajang balap ketahanan 24 jam Le Mans pada 1991 dan memiiki titel abadi sebagai satu-satunya pabrikan mobil Jepang yang pernah menjuarai Le Mans hingga saat ini.
Rotary yang Kini Mati Suri Dibunuh Emisi
Karena bentuk dan sifat ruang pembakarannya yang unik, mesin rotary memiliki efisiensi termal yang relatif rebih rendah dibandingkan dengan mesin konvensional. Lebih lanjut, karakter mesin rotary akan sering meninggalkan bensin yang tidak terbakar terbuang dari knalpot. Boros dan tidak efisien.
Tendensi menciptakan ‘backfire‘ di sistem pembuangan ini adalah kekaguman tersendiri untuk telinga para enthusiast. Brap-brap-braap kata mereka. Tetapi ini tentu merupakan hal buruk untuk alam terkait emisi gas buang yang merusak lingkungan.
Dari desainnya, mesin rotary juga memiliki kecenderungan membakar oli. Tak heran jika pemilik mobil bermesin rotary dihimbau untuk lebih sering mengecek level ketinggian oli demi memastikan rotor terlumasi.
Ribet, ya? Maka dari itu rotary jarang dibenamkan pada mobil yang target pasarnya mainstream, tetapi lebih ‘segmented’ untuk enthusiast.
Mazda dan Obsesi Akan Mesin SKYACTIV Rotary
Mesin rotary saat ini mati suri dengan meninggalkan Mazda RX-8 sebagai model terakhir yang dibekali mesin rotary-Wankel, 1.300cc Renesis. RX-8 tidak mampu memenuhi Euro 5 dan dengan demikian tidak bisa lagi dijual di Eropa, salah satu pasar terbesarnya, setelah 2010. Untuk sejumlah pasar, Mazda RX-8 terakhir dijual sebagai model tahun 2011.
Bagaimana potensi mesin rotary di masa depan? Mazda adalah penjaga rahasia yang buruk. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pabrikan yang berbasis di Hiroshima memang tengah mengembangkan generasi terbaru mesin rotary.
Mesin rotary anyar ini akan menjadi pengembangan lebih lanjut dari deretan teknologi mesin SKYACTIV yang sudah ada. Tantangan Mazda untuk menghilangkan kelemahan mesin rotary lawas sangat berat, ditengah gencarnya hibridisasi dan elektrifikasi model mobil saat ini dan di masa depan yang melulu akan mengedepankan efisiensi dan nol emisi.
Kabar terbaru dari petinggi Mazda, Mitsuo Hitomi, selain sebagai mesin tunggal di mobil sport, rotary juga tengah dikembangkan sebagai range extender untuk mendampingi sistem motor listrik di mobil masa depan Mazda.
2017 adalah tepat 50 tahun umur dari mesin rotary. Untuk merayakan setengah abad dari mesin legendaris mereka, pengembangan lebih lanjut dari RX Vision berada di panggung utama pada ajang Tokyo Motor Show 2017 lalu.
Tiga tahun kemudian atau pada 2020, Mazda akan merayakan 100 tahun tepat berdirinya perusahaan. Apa lagi yang lebih baik untuk merayakan hari besarnya itu selain meluncurkan mobil sport flagship terbaru?
Pop the hood, jangan terkejut jika apa yang ada di balik kap mesin mobil produksinya nanti di 2020 adalah mesin SKYACTIV-R.
Long live, rotary powaaah!